Hiburan

Diindikasikan dengan Satanic, Ulama Tasikmalaya Tolak Konser HINDIA di Tasikmalaya

×

Diindikasikan dengan Satanic, Ulama Tasikmalaya Tolak Konser HINDIA di Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini
Diindikasikan dengan Satanic, Ulama Tasikmalaya Tolak Konser HINDIA di Tasikmalaya
Diindikasikan dengan Satanic, Ulama Tasikmalaya Tolak Konser HINDIA di Tasikmalaya

Tasikmalaya,kamarang.id | Konser Hindia yang digawangi Daniel Baskara Putra yang akan digelar di Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya masih menjadi polemik dan mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat hingga ormas Islam.

Selain HINDIA, konser yang akan digelar selama dua hari Sabtu (19/7) sampai Minggu (20/7/2025), ini juga dijadwalkan dengan menghadirkan Nadin Amizah, Maliq and D’Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, Feast, dan Perunggu.

Penolakan HINDIA tampil di Tasikmalaya dalam tajuk Ruang Bermusik ini, menyusul adanya asumsi bahwa band yang digawangi Baskara ini kerap menampilkan aksi panggung yang dianggap jauh dari norma agama.

“Ini terkait band Hindia yang bermasalah bukan konsernya, dan yang bermasalah bukan di musiknya, kita atas nama masyarakat Tasikmalaya tidak mempermasalahkan adanya event musik,” ucap Ketua Umum Al Mumtaz Kota Tasikmalaya Ustaz Hilmi Afwan ketika memberikan keterangan usai menghadiri rakor bersama di Saung Toncom, Sabtu 12 Juli 2025.

Ustaz Hilmi mengungkapkan, terkait band tersebut ada indikasi band Satanic yang melanggar norma-norma syariat dengan pemahaman berbeda serta simbol.

“Yang dipermasalahkan Band ini ada indikasi band satanic, band yang memang nyerempet pada norma-norma melanggar syariat, dengan pemahaman, simbol-simbol dajal, baphomet itu saja yang jadi permasalahan,” tegas Hilmi.

Menurutnya ini adalah bagian dari propaganda regenerasi bangsa yang harus dijaga karena tentu sangat bahaya ketika memang diizinkan tetap tampil.

“Pemahaman satanic ini melanggar norma agama, seluruh agama pun tidak menghendaki, karena itu nuansa setan termasuk dajal. Semua agama pun bertolak belakang dengan pemahaman seperti itu,” ungkapnya.

Ketika band ini tidak diizinkan tampil, lanjut Ustaz Hilmi, tentu menjadi sebuah hasil yang patut disyukuri. Karena sampai sekarang menunggu rekomendasi dari Polda Jabar.

“Kalaupun tidak diizinkan Alhamdulillah, tapi ketika diizinkan nanti tentu kita atas nama bagian daripada warga Tasikmalaya berlepas diri, bukan berarti kita demo besar-besar, itu tidak juga,” tuturnya.

Ustad Hilmi mengungkapkan, sebetulnya komitmen ini pernah dilaksanakan bersama EO seluruh Kota Tasikmalaya untuk berkoordinasi dengan ulama menyatukan aspirasi ketika ada event seperti ini.

Namun ia menilai, penyelenggara yang sekarang tidak pernah menempuh jalur tersebut, sehingga menjadi sesuatu yang dipermasalahkan.

“Kita dulu sudah ada komitmen dengan EO ketika ada event-event yang akan tampil ada koordinasi dengan ulama, atau penampilan apa dan tidak melanggar syariat, seperti itu. Tapi ini tidak ditempuh oleh mereka sebagai penyelenggara,” ucap Hilmi.

Ustaz Hilmi menegaskan dalam hal ini, pada dasarnya ulama di Kota Tasikmalaya hanya memberikan masukan baik buruknya ketika ada event besar.

“Yang jelas bahasanya para ulama hanya memberikan masukan band ini indikasinya begini, dampak buruknya besar, kan dalam agama itu “dar’ul mafasid muqaddamun ‘alal jalbil mashalih” kalau dampak buruk lebih besar yah tinggalkan, yang diambil dampak baiknya,” punkasnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *